JAKARTA, KR - Persidangan 4 jurnalis BidikFakta atas nama AW, BW, RH, dan AR telah memasuki kali kedua, Selasa, 11 Agustus 2020. Pada persidangan yang berlangusung secara virtual di PN Jakarta Barat dan Polsek Kalideres hari ini berhasil mengungkapkan banyak fakta menarik. Selain berbagai keterangan saksi di persidangan yang berbeda dengan naskah BAP, juga terkuak berbagai fakta lainnya.
Salah satu fakta menarik di persidangan yang menghadirkan 3 orang saksi hari ini adalah kehadiran oknum polisi dari unit Provost Polda Metro Jaya, bernama Bunbun. Polisi berpangkat Brigadir Polisi Satu alias Briptu itu hadir berpakaian lengkap dan atribut polisi dari unit provost. Selain Briptu Bunbun, saksi lain yang dihadirkan di persidangan adalah Tanti Andriani, si rentenir penadah KJP dengan modus pegadaian ilegal Tanti Andriani dalam perkara kriminalisasi wartawan ini berstatus sebagai korban pemerasan. Hadir juga suami Tanti Andriani, bernama Usman, sebagai saksi.
"Kehadiran saksi atas nama Briptu Bunbun dari unit Provost Polda Metro Jaya, lengkap dengan atribut kesatuannya, di pengadilan tadi menjadi penegasan bahwa Kapolsek Kalideres, Kompol Slamet R., S.Sos, MM adalah pembohong besar saat memberikan keterangan pers di depan wartawan beberapa waktu lalu ," Ungkap Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke kepada redaksi media ini, Selasa, 11 Agustus 2020.
Didukung Media Kompas Dan Tribunnews
Parahnya, Imbuh Wilson, kebohongan si Kapolsek Slamet itu diaminkan dan dipublikasikan oleh media sekelas kompas dan tribunnews. "Media Kompas dan Tribunnews, dan banyak lagi media-media yang mengaku terpercaya mempublikasikan informasi penuh dusta si Kapolsek Slamet di media-media mereka. Dasar penjilat pantat Kompol Slamet. Memalukan! ," Tegas alumni PPRA-48 Lemhannas RI Tahun 2012 itu geram.
Sebagaimana diketahui dan dipublikasikan secara luas beberapa waktu lalu, Kapolsek Kalideres, Kompol Slamet mengadakan press conference di Mapolsek Kalideres dengan mengundang puluhan media cetak dan elektronik terkait kasus penahanan 4 jurnalis yang diduga memeras si rentenis penadah KJP yang digadaikan orang tua siswa, Tanti Andriani. Dalam konferensi pers itu, Kompol Slamet menyampaikan bahwa Polsek Kalideres telah berhasil menangkap dan menahan wartawan dan polisi gadungan dengan tuduhan melakukan pemerasan.
"Nyatanya, yang terlibat dalam kasus itu adalah benar merupakan wartawan dan polisi bukan gadungan atau palsu. Mereka memang wartawan yang belum lama berselang sudah melakukan kunjungan audiensi ke unit Humas Polsek Kalideres dan polsek lainnya di Jakarta Barat. Juga, oknum yang ikut dalam tim itu adalah benar seorang polisi Bunbun berpangkat Briptu," Jelas Wilson yang sejak awal pasang badan terhadap keempat wartawan media online itu.
Kapolres Restui Press Release Hoax
Anehnya, tambah lulusan pasca sarjana Global Ethics dari Universitas Birmingham, Inggris, ini, Kapolres Jakarta Barat, Kombespol Audi Latuheru, diduga mendukung dan memback-up kebohongan anak buahnya di Polsek Kalideres itu. "Saya sudah bertemu audiensi dengan Kapolres Audi tanggal 1 Juli 2020, melaporkan perilaku dan proses penanganan kasus keempat wartawan oleh Polsek Kalideres...Tapi, dia malah membela Kapolsek itu, dengan mengatakan bahwa proses yang dilakukan Kapolsek Slamet sudah benar...Audi juga merestui press release dari Kapolsek yang berisi informasi bohong, dusta, hoax dan putar-balik fakta," Tukis Wilson dengan nada tinggi.
Sesuai dengan tata aturan dalam tubuh organisasi, sudah semestinya seorang pimpinan pada level lebih tinggi menjadi tumpuan permintaan koreksi dan perbaikan dari masyarakat atas perilaku dan kinerja bawahannya, termasuk para pimpinan di level lebih rendah. "Ini malah sebaliknya, bukan dibenahi dan diperbaiki, malah dibela dan dibenarkan kesalahan-kesalahan bawahnya. Ini kapolres model apa yang kita miliki di Jakarta Barat. Sangat tidak pantas yang bersangkutan melanjutkan amanah sebagai pimpinan di jajaran Polri yang dibiayai dari uang rakyat !," Tutup Wilson dengan suara lantang ( Yang juga merupakan Ketua Persaudaraan Indonesia-Sahara-Maroko (Persisma)).
BEKASI RAYA , KR - LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) yang dikelola Pemerintah Kabupaten Bekasi, Selasa (11/08/2020) menggelar Talkshow jelang pembukaan kantor dan pelantikan pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bekasi Raya, Persatuan Sepakbola Kabupaten Bekasi (Persikasi), Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LBH GMBI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Peduli Bekasi Raya. Tema talkshow kali ini tentang Kesejahteraan wartawan.
Selain kesejahteraan, Talkshow mengupas agenda SMSI bersama pengusaha pribumi dalam membangun Bekasi di wilayah utara.
Acara dipandu secara live oleh 2 penyiar Radio Wibawa Mukti, Ica dan Lina dengan menghadirkan 3 nara sumber yakni Doni Ardon selaku Ketua SMSI Bekasi Raya, Ade Muksin selaku Ketua PWI Peduli Bekasi Raya, Ketua Harian Persikasi Heru Budian Timor dan Taufik Suprapto selaku CEO PT Topik Kita Indonesia dan sekaligus ketua panitia pelaksana.
"Kita yang ikut talkshow hari ini membawa tugas sebagai agen perubahan untuk membangun Bekasi menjadi lebih baik," Jelas Taufik menjawab pertanyaan pemandu acara.
Karenanya, beberapa kerjasama media akan dimunculkan pada 21 Agustus 2020 untuk mengembangkan kerjasama lainnya dalam kelembagaan SMSI.
Ditambahkan Ketua SMSI Bekasi Raya, Doni Ardon, agenda utama Opening Office,selain pelantikan pengurus SMSI dan PWI Peduli Bekasi Raya juga membangun korporasi profesional yang kelak mentranspormasi SDM secara systematis dan berkelanjutan untuk menghasilkan talenta unggulan Kabupaten Bekasi.
"Hal ini kami pandang penting, apalagi kita sudah menjalani revolusi industri 4.0 pasca tanggap darurat penanganan virus corona," Terang Doni.
Dirinya berharap hal tersebut diikuti putra putri Bekasi lainnya sehingga kelak Bekasi ke depan menjadi salah satu daerah termaju kebanggaan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, ketua Harian Persikasi Heru Budian Timor mewakili Ketua Umumnya H. Eka Supria Atmaja menyampaikan bahwa ada hubungan chemistry antara dirinya selaku pengurus Persikasi dan selaku dewan pembina SMSI Bekasi Raya.
"Sebagai CEO Media Siber News Bekasi, saya merasa hubungan antara SMSI terhadap Persikasi perlu ditingkatkan dalam satu sistem yang berkelanjutan dan berkesinambungan," Ungkapnya.
Peran media, diakuinya sangat berpengaruh dalam mendorong perkembangan persepakbolaan di Kabupaten Bekasi, pada khususnya.
Sementara itu Ketua PWI Peduli Bekasi Raya Ade Muksin menjelaskan bahwa PWI Peduli merupakan bentuk kepedulian wartawan kepada masyarakat selain dalam bentuk tulisan.
“PWI Peduli ini diluncurkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat,” Kata Ade Muksin.
Selama ini, tambah CEO Media FAKTA HUKUM, bahwa, bantuan PWI terhadap anggotanya dan masyarakat selalu spontan.
"Untuk itu diharapkan melalui PWI Peduli ini program-program sosial dapat dirasakan lebih terarah dan bermanfaa lebih luas lagi kepada masyarakat," Pungkas Ade.
KEHIDUPAN ALAM LIAR, KR - BUAYA adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii).Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.
Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.
Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sunda.); buhaya (banjar); baya atau bajul (Jawa.); bicokok (Betawi.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Melayu.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos
yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing
bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai
yang berbatu-batu.
Biologi dan perilaku
Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata
yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik.
Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya
melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi
hambatan air dan memungkinkannya menambah kecepatan pada saat berenang.
Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak
digunakan sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat
berguna tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan
tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga
merupakan keuntungan manakala buaya perlu bergerak atau berjalan di air
dangkal.
Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan
juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang
dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan
dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan gigitan buaya ini tak
kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²); bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena)
sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat
berguna untuk memegangi mangsanya.
Buaya menyerang mangsanya dengan cara
menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan
kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya
berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat.
Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan
gigitan tokek.
Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut
buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat
besar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di
ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap
mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala
ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku buaya pun kuat
dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu
mudah menyerang ke samping atau ke belakang.
Buaya memangsa ikan, burung, mamalia,
dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya
dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya
hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba.
Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator
ini dapat bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar
perlu bergerak untuk memburu mangsanya.
Meskipun tampaknya lamban, buaya
merupakan pemangsa puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya
teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu. Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit
dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja
sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk
untuk membersihkannya.
Selain memakan daging, 13 dari 23 spesies buaya kini diketahui juga memakan buah. Pada sebuah analisis rutin yang dilakukan terhadap buaya Amerika (Alligator mississippiensis) yang tinggal di Taman Nasional Everglades, Florida, para peneliti dari US Fish and Wildlife Service menemukan sebuah "kolam apel" di dalam perut buaya. Tahun 2012, seorang peneliti dari Asia Tenggara juga melihat seekor buaya siam melahap semangka.
Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan
mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur
buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina
umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan
tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.
Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin
anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan.
Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.
Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct). Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km,
dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu
hewan-hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian
ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil
tersebut.
Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih erat dengan burung dan dinosaurus,
dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kelompok yang
pertama itu, ditambah dengan kelompok pterosaurus, digolongkan menjadi
grup besar Archosauria (reptil yang menguasai).
Usia (Umur)
Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain
dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa
teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum digunakan untuk
menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada
tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan adanya
perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan
musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun.
Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan metode ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus)
diperkirakan dapat hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit
individu yang terbukti dapat melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya
tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.
Seekor buaya air tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin
dari alam liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Akibat tembakan
senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sebagai "Mr. Freshy")
kehilangan mata kanannya.
Ukuran
Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.
Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan.
Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa
sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.
Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.
Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar
adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak
di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang
pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan.
Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran
buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome
Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu
lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya
kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.
Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berarti besar)
(menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn
yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh
hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.
Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara yang
bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini
dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika.
Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia
yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek
memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 70–80 tahun.
Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m.
Dugaan ini diperoleh para ahli berdasarkan ukuran sebuah tengkorak buaya
yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan
ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian
tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di
atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang
tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.
(KR)
Referensi :
Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113.
KABUPATEN BEKASI, KR — Dan Sektor 20 Citarum Harum Kolonel Infanteri Suyitno lakukan Giat Kunjung ke kolam ikan bioflok Budi Daya Ikan Cipta Bina Mandiri di Kp Pacing Bedeng, Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, (10/08/2020).
Bersama Anggota Sektor 20, Dan Sektor yang di dampingi oleh Danki Citarum Harum sektor 20 Kapten Cba Romlih beserta H. Rohim ketua kelompok budi daya ikan cipta bina mandiri menebar 500 benih ikan nila merah ke kolam ikan bioflok.
Kemudian, 500 benih ikan nila merah di tebarkan di dua kolam bioflok yang berbeda, masing - masing 250 ekor di kolam bioflok dengan menggunakan Formula Bios 44, dan 250 benih di kolam non Formula Bios 44.
"Budi daya ikan cipta bina mandiri merupakan salah satu Progam Citarum Harum guna mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan UMKM dengan cara berternak ikan menggunakan system Bioflok dengan Formula Bios 44 maupun non Formula Bios 44 sebagai bahan perbandingan" Ucap Dan Sektor 20, Kolonel Infanteri Suyitno.
Suyitno menjelaskan bahwa," Bioflok sendiri berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan floc yang berarti gumpalan. Gumpalan yang dimaksud berisi berbagai organisme mulai dari mikroba autotrof dan heterotrof, bakteri, fitoplankton, fungi, ciliata, nematoda, dan sebagainya,"Jelasnya.
Lebih lanjut Dan Sektor menambahkan bahwa," Limbah nitrogen yang berbahaya diubah menjadi protein bakteri yang bisa dimanfaatkan oleh ikan. Ikan pun akan mendapat protein ganda, yaitu berasal dari pakan dan mikroba. Protein mikroba ini sendiri sebenarnya merupakan protein daur ulang yang didapatkan dari sisa pakan," Pungkas Kolonel.
SOLO , KR – Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah mengecam aksi brutal berujung penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang pada acara adat keluarga Midodareni atau kegiatan sebelum acara pernikahan di Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah pada 8 Agustus 2020 kemarin.
“Kami mengecam tindakan brutal dan main hakim sendiri oleh sekelompok orang di Solo,” Tegas Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly atau Gus Sholah di Solo, Minggu (9/8/2020).
Ia menekankan,"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara hukum, mestinya segala persoalan diselesaikan melalui jalur hukum yang ada,"Tekannya.
Maka, GP Ansor mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas siapapun yang terlibat dalam aksi brutal tersebut demi menjaga kepercayaan publik pada aparat penegak hukum.
“Kami mendesak kepolisian menindak tegas para perusuh itu. Kami juga mendorong aparat menjamin rasa aman pada siapapun warga Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan adat yang tidak melanggar norma yang berlaku,” Pungkasnya.
Ketua PC GP Ansor Kota Solo, Arif Sarifudin, menambahkan, pihaknya prihatin dengan aksi anarkisme di Pasar Kliwon Solo.
“Kami mengecam tindakan anarkis ini. Kita mendorong aparat kepolisian untuk segera menindak tegas pelakunya,” Imbuhnya.
Ditambahkan Arif, sejauh ini suasana di Kota Solo relatif aman dan normal. Namun pihaknya juga mengimbau pada masyarakat untuk tidak terpancing dengan provokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Kita jaga Kota Solo agar tetap aman dan kondusif, terlebih menjelang Pilkada 2020,” Tutupnya.
RIAU, KR - Aktifitas PETI di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) selalu menjadi perhatian aparat Polres Kuansing. Sudah banyak dilaksanakan penanganan aktifitas PETI baik secara preemtif, preventif serta represif selama tahun 2020 ini oleh jajaran Polres Kuansing, (8/8/2020).
Berbagai upaya preemtif selalu dilaksanakan oleh personel Polres Kuansing dan jajarannya dengan lini depan adalah para Bhabinkamtibmas. Penyebaran Maklumat Kapolres Kuansing tanggal 30 Oktober 2019 tentang Penghentian Aktifitas Emas Tanpa Izin (PETI) selalu disebarkan kemasyarakat guna mengajak kesadaran hukum masyarakat untuk mencegah aktifitas PETI.
Upaya preventif secara berkelanjutan juga dilaksanakan dengan melaksanakan patroli ke daerah rawan terjadinya PETI, bersinergi dengan unsur tiga pilar. Selain itu, tindakan tegas melalui tindakan represif dengan memproses hukum pelaku PETI juga sudah beberapa kali dilaksanakan, agar menimbulkan efek jera bagi yang lain.
Guna memastikan kembali tidak adanya aktifitas PETI, aparat Polsek Kuantan Tengah bersama Kades Marsawa, Sabtu 8 Agustus 2020 kembali turun bersama kelokasi rawan terjadinya PETI.
Berkat meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas PETI, pengecekan yang kami laksanakan hari ini nihil aktifitas PETI ! Terang Kapolsek Kuanteng Kompol Taufik Suardi, SH.
"Beberapa waktu lalu kami bersama Dinas LHK, Polhut Penyelia Balai Besar KSDA Riau, juga telah mengecek langsung ke lokasi adanya temuan buaya mati yang mengapung di Bendungan WK. Pihak KSDA yang saat itu memeriksa kondisi buaya yang mati menjelaskan diduga kematian buaya tersebut secara alami secara kasat mata tidak ada tanda-tanda yang kekerasan atau keracunan di sekujur tubuh hewan liar tersebut, dan aktifitas PETI," Terang Taufik.
Taufik mengungkapkan, "Tidak bosan-bosan nya kami selalu menghimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan aktifitas PETI. Tentunya himbauan kami tersebut perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat," Ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Kades Marsawa Muchtar, menyampaikan terima kasih kepada Kapolres Kuansing beserta Jajarannya sampai dengan petugas Polri lini terdepan yakni Bhabinkamtibmas yang telah sinergis bersama unsur Desa melaksanakan upaya pencegahan PETI secara berkelanjutan.
"Kami akan terus mendukung Polri untuk bersama-sama menghentikan Aktifitas Emas Tanpa Izin PETI,"Tegas Muchtar.
BANGKA, KR - Buaya raksasa ditangkap warga setelah beberapa kali berusaha menerkam warga saat memancing, Buaya berbobot 500 kg itu diangkut pakai buldoser, sementara beberapa warga dengan menggunakan sepeda motor mengiringi dari belakang. Buaya besar itu diperkirakan memiliki panjang 4,8 meter. Buaya tersebut ditangkap warga di Pulau Bangka, tepatnya di Desa Kayubesi, (7/8/2020).
.
Sekretaris Desa Kayubesi Junaidi membenarkan penangkapan buaya raksasa yang viral itu. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Kayubesi, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung (Babel).
.
"Benar, itu buaya yang ditangkap warga pada Senin (3/8) sekitar pukul 16.00 WIB. Lokasinya di Sungai Kayubesi," Kata Junaidi.
.
Menurutnya, buaya itu ditangkap karena kerap mengganggu warga saat memancing di alur Sungai Kayubesi. Dibantu pawang buaya, buaya raksasa itu ditangkap dengan cara dipancing menggunakan monyet.
.
"Warga menyakini buaya raksasa itu merupakan buaya siluman. Itu buaya peliharaan (siluman). Kalau buaya yang bersalah, dipanggil dengan ritual khusus lalu memakan pancing. Bagi yang tidak bersalah, tidak akan kena walau dipancing," Tegasnya.
.
Warga meyakini hewan buas itu buaya siluman. Karena itu, saat buaya mati pun digelar ritual khusus.
"Penguburan terpisah antara badan dan kepalanya. Karena buaya siluman, jadi harus terpisah, kepalanya dikafani, ditakutkan hidup kembali. Sebelum pemotongan, juga ada ritual khusus," Ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala BKSDA Bangka Belitung Septian Wiguna mengatakan pihaknya, setelah mendapat informasi penangkapan, berencana mengevakuasi buaya raksasa itu. Namun, menurut Sekdes, ada aturan adat atau kepercayaan setempat bahwa buaya tersebut tidak boleh dievakuasi karena dipercaya akan memberikan musibah.