KABUPATEN BEKASI, KR - Pekerjaan Renovasi Kantor TPU Mangun Jaya yang berlokasi di Desa Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi mengundang tanda tanya besar, melihat dalam proses pengerjaannya selain tak dilengkapi dengan keterangan jelas tentang proyek tersebut ditambah dengan tidak ada yang dapat menjelaskan tentang pelaksanaan pekerjaan yang dinilai masyarakat seperti hantu, (13/8/2020).
Hal tersebut diungkapkan masyarakat setempat wahyudi beserta yang lainnya yang mengatakan," Lha ntu proyek kaga ada pisan boplangnya...jadi ora ada jelasnya...masyarakat sekitar TPU ini juga banyak yang kaga tau..siape nyang pegang kerjaan..orang infonya ora ada laporaaan," Ungkap mereka.
Senada dengan itu Kadus Buang saat dijumpai Awak Media dikediamannya yang tidak jauh dari TPU pun mengatakan hal yang sama, "Lha kaga tau..kita juga baru tau ada kerjaan disitu dan tidak ada laporan ke saya..mungkin ke Rt atau Rw sudah..tapi yang jelas kesaya tidak ada laporan..coba nanti saya cek ke Rt atau Rw, " Tegas Buang.
" Memang kalau ada Proyek pekerjaan Pemda..belum pernah ada laporan..kesaya maupun Desa...ya begitulah," Imbuhnya dengan nada kesal.
Penjabat Sementara Kades Mangun Jaya Encep saat dijumpai di Kantor
Desa oleh Awak Mediapun mengatakan hal yang sama," Wah saya baru
tahu...dan belum ada laporan kesaya..masalah ada pekerjaan renovasi atau
perbaikan Kantor TPU," Jelas Encep.(12/8/2020)
" Karena saya baru
tahu kalau disana ada pekerjaan proyek Pemda dan tidak ada laporan jadi
saya tidak dapat menjelaskan Proyek apa..siapa yang mengerjakan dan
berapa nilainya..nanti coba saya cek kelapangan..mungkin setelah itu
saya dapat menjelaskan," Tutup PJ Kades Mangun Jaya.
Berapa Biaya Proyek?, " Kurang Tau Sih "
Sebelumnya (7/8/2020) Ketika para pekerja dilokasi dikonfirmasi Awak Media Terkait Pekerjaan tersebut, Mad kordinator pekerja (PimPro) didampingi Nur penjaga Kantor TPU mengatakan," Mengenai pekerjaan ini..ya kurang tau sih..soalnyakan saya baru.., ini renovasi," Katanya, Saat ditanyakan berapa biayanya, Mad menjawab," Kurang tau juga sih,", Kemudian ditanyakan perihal plang pengerjaan Mad mengatakan," belum ini sih..belum ada..tau entar besok-besok mah kali ada..sekarang belum ada,"Kata Mad, lalu ketika diulang kembali tentang biaya pekerjaan tersebut mad menjawab,"Tidak Tahu" dan pengulangan tentang pekerjaan pembangunan apa, Mad menjawab,"Ini termasuknya..apa..ya..kurang tau juga sih,",lalu ditanya Pak Mad sebagai apa, ia menjawab," ya kalau kitakan sebagai menerima barang..kalau ada apa-apa kita entar dihubungi gitu,"jawabnya, Kemudian ditanya PTnya apa atau Perusahaannya apa, Mad menjawab," Kurang tau sih...kitakan orang baru semua..jadi kita engga tau dan memang engga jelas..kalau saya laporan yang saya tau cuman Doyok," Katanya, saat ditanya nomor kontak Doyok , Mad mengatakan," Saya engga ada nomor teleponnya,", Dan ditanyakan kalau terjadi Apa-apa dilokasi pekerjaan seperti Insiden atau kecelakaan bagaimana menghubungi pemborongnya?, Madpun terdiam tak menjawab.
KABUPATEN BEKASI, KR - Kampung Tangguh Nusantara merupakan program nasional, yang digagas pertama kali oleh Polda Jawa Timur, yang kemudian digelorakan di seluruh wilayah nusantara. Program tersebut dinilai cukup baik dalam menanggulangi dan mencegah penyebaran Covid -19. Keberadaannya ditinjau langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, serta langsung memerintahkan kepada Kapolri untuk mengikuti Kampung Tangguh Nusantara ini. Konsep dari Kampung Tangguh Nusantara itu sendiri, menitik beratkan peran serta elemen masyarakat, sehingga kampung tersebut mempunyai daya cegah penyebaran Covid-19,(12/8/2020)
Adapun Kampung Tangguh Nusantara untuk wilayah Polres Kabupaten Bekasi
adalah Desa Telaga Murni, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi,
Pelaksanaan launching program Kampung Tangguh Nusantara diwilayah ini pada 8 Agustus 2020.
Sedangkan penilaian kampung tangguh sendiri, akan dilihat dari tiga
bidang, diantaranya; bidang kesehatan yang terdiri dari pembentukan
posko dan penerapan pola hidup sehat, bidang sosial ekonomi dilihat dari
pembangunan softskill ketahanan pangan, serta bidang keamanan
yang dilihat dari penerapan SOP pelanggaran kejahatan ringan, dengan
meningkatkan sistem keamanan kampung.
Penjabat Kepala Desa Sementara Telaga Murni, Bambang Atong saat
dimintakan keterangannya oleh awak Media dilokasi penilaian mengatakan
bahwa," Ini kebetulan ada program dari Poda Metro Jaya..ada mungkin
lomba yang diwakilkan dari Rw 05 itu untuk mewakili Polres Kabupaten
Bekasi..di Rw lima perumahan Telaga Murni...ini program Kampung Tangguh
Nusantara," Jelasnya.
Saat ditanya Program tersebut Program Presiden atau bukan," Waduh untuk
itu saya kurang paham juga ya..cuma karena saya kemari juga
diundang..jadi dalam waktu dekat ini mereka (Polisi-Red) terkait masalah
menitik beratkan...bagaimana pencegahan Covid..dikarenakan masih dalam
nuansa Covid..dan alhamdulillah menurut pandangan dari Polres Kabupaten
Bekasi bahwa Rw 05 ini cukup memadai..mereka mematuhi bagaimana protokol
kesehatannya..bagaimana menjalankan pemakaian masker untuk
keluarganya..jadi Perumahan-perumahan itu,,alhamdulilah warga disini
sangat memahami..berarti mematuhi apa yang menjadi arahan pemerintah,"
Jawab PJS Kades.
Ketika ditanyakan tentang kriteria penilaian, Bambang Atong mengatakan,"
Ya mungkin tentunya kriteria-kriteria penilaian yang dilakukan oleh
Polres..saya pribadi kurang memahami..hanya tadi saya bicara sebentar
dengan pihak Polresnya bahwa..ada tim penilai akan datang kesini hanya
semata-mata bahwa disini itu dalam terkait penanganan Covid itu cukup
baik..nah kriteria tadi itu sebagai penilaiannya saya sendiri kurang
paham..,"Ungkap PJS Kades.
" Ya Tentunya terkait masalah Covid..bukan hanya di Rw 05..diseluruh
Desa Telaga Murni..kami berikan bantuan yang memang sudah
dianggarkan..baik itu dari Covidnya..bantuan hand sanitizer..terus
bantuan mungkin obat infektan termasuk alat semprotnya kita dukung semua
termasuk masker juga..termasuk bagi warga-warga yang memang berhak
menerima bantuan BLT atau bantuan-bantuan lainnya," Pungkas Bambang
Atong.
INDONESIA DALAM SEJARAH, KR - Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama yang dibentuk di Indonesia
setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. di Jln.
Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Kabinet pertama ini hanya bersifat formal
saja dan belum bisa melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan.
Nama kabinet pertama ini yang juga sering dieja Kabinet Presidentiil.
Dinamakan demikian karena setelah merdeka, Indonesia menerapkan sistem
presidensial di mana presiden berfungsi sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan.
Kabinet yang pelantikannya pada tanggal 5 September 1945 ini merupakan
kelompok menteri-menteri pertama yang bersifat formal, tidak ada
hubungannya dengan partai politik, dan belum bisa melaksanakan roda
pembangunan dan pemerintahan.
Seluruh menteri yang terpilih berasal dari tokoh tokoh pergerakan
kemerdekaan. Yang Sebagian dari mereka adalah sahabat karib Presiden
Soekarno.
Kemudian Nama-nama menteri pada kabinet pertama tersebut antara lain adalah :
1.Menteri Luar Negeri Mr Achmad Subardjo
2.Menteri Dalam Negeri R.A.A Wiranatakoesoema
3.Menteri Keamanan Rakyat Soeprijadi ( digantikan Soeljadikoesoemo
karena gugur )
4.Menteri Kehakiman Prof. Dr. Soepomo
5.Menteri Penerangan Amir Sjarifudin
6.Menteri Keuangan Dr. Samsi sastrawidagda
7.Menteri Kemakmuran Ir. Soerachman Tjokroadisoeryo
8.Menteri Perhubungan Abikoesno Tjokrosoejoso
9.Menteri Pekerjaan Umum Abikoesno Tjokrosoejoso
10.Menteri Sosial Iwa Koesoema soemantri
11.Menteri PengajaranKi Hajar Dewantara
12.Menteri Kesehatan Dr.Boentaran Martoatmodjo
13.Menteri Negara Mohammad Amir, (14) Wahid Hasjim, (15) Mr. sartono,
(16) A.A maramisOtto Iskandarninata.
KABUPATEN BEKASI, KR — DanSektor 20 CITARUM HARUM Kolonel Infanteri Suyitno, S.I.P hari ini melaksanakan Giat Tinjau pembuatan Tanggul Citarum di Desa Karang Harja Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu, ( 12/08/2020).
Dalam giat tersebut, DanSektor di dampingi oleh Kepala Desa Karang Harja, Heru Sukmana, Danki Sektor 20 Citarum Harum Kapten Cba Romlih, beserta Satgas Citarum Harum, dan warga sekitar bantaran tanggul citarum.
DanSektor 20 mengatakan, pembuatan tanggul yang panjangnya kurang lebih 100 meter, lebar atas 5 meter, lebar bawah 7 meter dengan ketinggian 7 meter ini. Merupakan implementasi permintaan warga Desa Karang Harja, khususnya yang rumahnya berada di pinggir tanggul.
"Setiap musim hujan ketika citarum banjir di lokasi ini kerap sekali terjadi kebocoran, atau rembes, sehingga menimbulkan kekhawatiran di warga masyarakat terutama yang rumahnya di pinggiran tanggul, dan memang titik lokasi ini salah satu titik lokasi yang kritis di sepanjang Wilayah Sektor 20. Dan masuk ke kriteria prioritas," Kata DanSektor.
DanSektor menambahkan, ketika tanggul ini selesai warga masyarakat bisa menjaganya dengan baik, biar awet, biar nanti ketika musim hujan atau banjir tidak khawatir lagi.
" Saya berpesan kepada Kepala Desa, agar menggunakan Dana Desanya dengan baik untuk melakukan perbaikan perbaikan Tanggul, dan menghimbau warganya agar menjaga kebersihan lingkungan, saya juga berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, Bapak Bupati, agar segera membantu perbaikan Perbaikan tanggul Citarum Ini, dengan membantu memberikan alat, personil dan menganggarkannya, karena Citarum ini merupakan pekerjaan Kita Bersama, untuk memperbaiki, menjaga dan memelihara untuk kepentingan masyarakat Bekasi juga, Tambah DanSektor.
"Agar air dari hulu bisa langsung mengalir ke hilir, tidak ada sumbatan di pertengahan, yang bisa menimbulkan kebocoran atau kebanjiran. Selain perbaikan perbaikan tanggul dan sendimentasi, kita juga merencanakan adanya hutan desa dan Hutan kota, di antara Bojong Mangu dan Muara Gembong, agar nanti bisa menjadi serapan air di kala Citarum ini banjir, meskipun banjir tidak bertahan lama, karena adanya serapan, dan di atas ini akan kita tanami juga pohon pohon yang keras agar bisa untuk menyimpan air dan menjadi tahanan buat tanggul, selain itu kita juga merencanakan agar bantaran ini akan kita buat sebagai lahan pertanian untuk menunjang perekonomian masyarakat, biar menjadi sumber penghasilan untuk mereka, agar nanti dengan sendirinya bisa mereka jaga dan pelihara Citarum ini, karena bisa menjadi sumber penghasil mereka, Tutup DanSektor
Di waktu yang sama, Kepala Desa Karang Harja, Heru Sukmana, bersama masyarakat, khususnya warga RT 015/ Rw 06 Dusun 3, sangat mengucapkan terima kasih kepada DanSektor 20 CITARUM HARUM, yang sudah membuatkan tanggul,
"Saya ucapkan terima kasih yang sebanyak - banyaknya kepada DanSekor 20 Citarum Harum, yang mana sudah mengabulkan permintaan warga saya, untuk di buatkan tanggul, sehingga dengan adanya pembuatan tanggul ini, warga Desa Karang Harja sudah tidak khawatir lagi ketika musim hujan dan di kala Citarum banjir, Ucap Heru sebagai Kepala Desa bersama warganya pada Awak Media di lokasi.
JAKARTA, KR - Persidangan 4 jurnalis BidikFakta atas nama AW, BW, RH, dan AR telah memasuki kali kedua, Selasa, 11 Agustus 2020. Pada persidangan yang berlangusung secara virtual di PN Jakarta Barat dan Polsek Kalideres hari ini berhasil mengungkapkan banyak fakta menarik. Selain berbagai keterangan saksi di persidangan yang berbeda dengan naskah BAP, juga terkuak berbagai fakta lainnya.
Salah satu fakta menarik di persidangan yang menghadirkan 3 orang saksi hari ini adalah kehadiran oknum polisi dari unit Provost Polda Metro Jaya, bernama Bunbun. Polisi berpangkat Brigadir Polisi Satu alias Briptu itu hadir berpakaian lengkap dan atribut polisi dari unit provost. Selain Briptu Bunbun, saksi lain yang dihadirkan di persidangan adalah Tanti Andriani, si rentenir penadah KJP dengan modus pegadaian ilegal Tanti Andriani dalam perkara kriminalisasi wartawan ini berstatus sebagai korban pemerasan. Hadir juga suami Tanti Andriani, bernama Usman, sebagai saksi.
"Kehadiran saksi atas nama Briptu Bunbun dari unit Provost Polda Metro Jaya, lengkap dengan atribut kesatuannya, di pengadilan tadi menjadi penegasan bahwa Kapolsek Kalideres, Kompol Slamet R., S.Sos, MM adalah pembohong besar saat memberikan keterangan pers di depan wartawan beberapa waktu lalu ," Ungkap Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke kepada redaksi media ini, Selasa, 11 Agustus 2020.
Didukung Media Kompas Dan Tribunnews
Parahnya, Imbuh Wilson, kebohongan si Kapolsek Slamet itu diaminkan dan dipublikasikan oleh media sekelas kompas dan tribunnews. "Media Kompas dan Tribunnews, dan banyak lagi media-media yang mengaku terpercaya mempublikasikan informasi penuh dusta si Kapolsek Slamet di media-media mereka. Dasar penjilat pantat Kompol Slamet. Memalukan! ," Tegas alumni PPRA-48 Lemhannas RI Tahun 2012 itu geram.
Sebagaimana diketahui dan dipublikasikan secara luas beberapa waktu lalu, Kapolsek Kalideres, Kompol Slamet mengadakan press conference di Mapolsek Kalideres dengan mengundang puluhan media cetak dan elektronik terkait kasus penahanan 4 jurnalis yang diduga memeras si rentenis penadah KJP yang digadaikan orang tua siswa, Tanti Andriani. Dalam konferensi pers itu, Kompol Slamet menyampaikan bahwa Polsek Kalideres telah berhasil menangkap dan menahan wartawan dan polisi gadungan dengan tuduhan melakukan pemerasan.
"Nyatanya, yang terlibat dalam kasus itu adalah benar merupakan wartawan dan polisi bukan gadungan atau palsu. Mereka memang wartawan yang belum lama berselang sudah melakukan kunjungan audiensi ke unit Humas Polsek Kalideres dan polsek lainnya di Jakarta Barat. Juga, oknum yang ikut dalam tim itu adalah benar seorang polisi Bunbun berpangkat Briptu," Jelas Wilson yang sejak awal pasang badan terhadap keempat wartawan media online itu.
Kapolres Restui Press Release Hoax
Anehnya, tambah lulusan pasca sarjana Global Ethics dari Universitas Birmingham, Inggris, ini, Kapolres Jakarta Barat, Kombespol Audi Latuheru, diduga mendukung dan memback-up kebohongan anak buahnya di Polsek Kalideres itu. "Saya sudah bertemu audiensi dengan Kapolres Audi tanggal 1 Juli 2020, melaporkan perilaku dan proses penanganan kasus keempat wartawan oleh Polsek Kalideres...Tapi, dia malah membela Kapolsek itu, dengan mengatakan bahwa proses yang dilakukan Kapolsek Slamet sudah benar...Audi juga merestui press release dari Kapolsek yang berisi informasi bohong, dusta, hoax dan putar-balik fakta," Tukis Wilson dengan nada tinggi.
Sesuai dengan tata aturan dalam tubuh organisasi, sudah semestinya seorang pimpinan pada level lebih tinggi menjadi tumpuan permintaan koreksi dan perbaikan dari masyarakat atas perilaku dan kinerja bawahannya, termasuk para pimpinan di level lebih rendah. "Ini malah sebaliknya, bukan dibenahi dan diperbaiki, malah dibela dan dibenarkan kesalahan-kesalahan bawahnya. Ini kapolres model apa yang kita miliki di Jakarta Barat. Sangat tidak pantas yang bersangkutan melanjutkan amanah sebagai pimpinan di jajaran Polri yang dibiayai dari uang rakyat !," Tutup Wilson dengan suara lantang ( Yang juga merupakan Ketua Persaudaraan Indonesia-Sahara-Maroko (Persisma)).
BEKASI RAYA , KR - LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) yang dikelola Pemerintah Kabupaten Bekasi, Selasa (11/08/2020) menggelar Talkshow jelang pembukaan kantor dan pelantikan pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bekasi Raya, Persatuan Sepakbola Kabupaten Bekasi (Persikasi), Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LBH GMBI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Peduli Bekasi Raya. Tema talkshow kali ini tentang Kesejahteraan wartawan.
Selain kesejahteraan, Talkshow mengupas agenda SMSI bersama pengusaha pribumi dalam membangun Bekasi di wilayah utara.
Acara dipandu secara live oleh 2 penyiar Radio Wibawa Mukti, Ica dan Lina dengan menghadirkan 3 nara sumber yakni Doni Ardon selaku Ketua SMSI Bekasi Raya, Ade Muksin selaku Ketua PWI Peduli Bekasi Raya, Ketua Harian Persikasi Heru Budian Timor dan Taufik Suprapto selaku CEO PT Topik Kita Indonesia dan sekaligus ketua panitia pelaksana.
"Kita yang ikut talkshow hari ini membawa tugas sebagai agen perubahan untuk membangun Bekasi menjadi lebih baik," Jelas Taufik menjawab pertanyaan pemandu acara.
Karenanya, beberapa kerjasama media akan dimunculkan pada 21 Agustus 2020 untuk mengembangkan kerjasama lainnya dalam kelembagaan SMSI.
Ditambahkan Ketua SMSI Bekasi Raya, Doni Ardon, agenda utama Opening Office,selain pelantikan pengurus SMSI dan PWI Peduli Bekasi Raya juga membangun korporasi profesional yang kelak mentranspormasi SDM secara systematis dan berkelanjutan untuk menghasilkan talenta unggulan Kabupaten Bekasi.
"Hal ini kami pandang penting, apalagi kita sudah menjalani revolusi industri 4.0 pasca tanggap darurat penanganan virus corona," Terang Doni.
Dirinya berharap hal tersebut diikuti putra putri Bekasi lainnya sehingga kelak Bekasi ke depan menjadi salah satu daerah termaju kebanggaan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, ketua Harian Persikasi Heru Budian Timor mewakili Ketua Umumnya H. Eka Supria Atmaja menyampaikan bahwa ada hubungan chemistry antara dirinya selaku pengurus Persikasi dan selaku dewan pembina SMSI Bekasi Raya.
"Sebagai CEO Media Siber News Bekasi, saya merasa hubungan antara SMSI terhadap Persikasi perlu ditingkatkan dalam satu sistem yang berkelanjutan dan berkesinambungan," Ungkapnya.
Peran media, diakuinya sangat berpengaruh dalam mendorong perkembangan persepakbolaan di Kabupaten Bekasi, pada khususnya.
Sementara itu Ketua PWI Peduli Bekasi Raya Ade Muksin menjelaskan bahwa PWI Peduli merupakan bentuk kepedulian wartawan kepada masyarakat selain dalam bentuk tulisan.
“PWI Peduli ini diluncurkan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat,” Kata Ade Muksin.
Selama ini, tambah CEO Media FAKTA HUKUM, bahwa, bantuan PWI terhadap anggotanya dan masyarakat selalu spontan.
"Untuk itu diharapkan melalui PWI Peduli ini program-program sosial dapat dirasakan lebih terarah dan bermanfaa lebih luas lagi kepada masyarakat," Pungkas Ade.
KEHIDUPAN ALAM LIAR, KR - BUAYA adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii).Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.
Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.
Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sunda.); buhaya (banjar); baya atau bajul (Jawa.); bicokok (Betawi.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Melayu.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos
yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing
bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai
yang berbatu-batu.
Biologi dan perilaku
Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata
yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik.
Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya
melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi
hambatan air dan memungkinkannya menambah kecepatan pada saat berenang.
Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak
digunakan sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat
berguna tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan
tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga
merupakan keuntungan manakala buaya perlu bergerak atau berjalan di air
dangkal.
Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan
juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang
dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan
dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan gigitan buaya ini tak
kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²); bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena)
sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat
berguna untuk memegangi mangsanya.
Buaya menyerang mangsanya dengan cara
menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan
kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya
berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat.
Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan
gigitan tokek.
Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut
buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat
besar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di
ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap
mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala
ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku buaya pun kuat
dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu
mudah menyerang ke samping atau ke belakang.
Buaya memangsa ikan, burung, mamalia,
dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya
dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya
hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba.
Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator
ini dapat bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar
perlu bergerak untuk memburu mangsanya.
Meskipun tampaknya lamban, buaya
merupakan pemangsa puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya
teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu. Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit
dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja
sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk
untuk membersihkannya.
Selain memakan daging, 13 dari 23 spesies buaya kini diketahui juga memakan buah. Pada sebuah analisis rutin yang dilakukan terhadap buaya Amerika (Alligator mississippiensis) yang tinggal di Taman Nasional Everglades, Florida, para peneliti dari US Fish and Wildlife Service menemukan sebuah "kolam apel" di dalam perut buaya. Tahun 2012, seorang peneliti dari Asia Tenggara juga melihat seekor buaya siam melahap semangka.
Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan
mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur
buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina
umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan
tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.
Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin
anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan.
Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.
Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct). Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km,
dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu
hewan-hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian
ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil
tersebut.
Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih erat dengan burung dan dinosaurus,
dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kelompok yang
pertama itu, ditambah dengan kelompok pterosaurus, digolongkan menjadi
grup besar Archosauria (reptil yang menguasai).
Usia (Umur)
Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain
dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa
teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum digunakan untuk
menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada
tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan adanya
perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan
musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun.
Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan metode ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus)
diperkirakan dapat hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit
individu yang terbukti dapat melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya
tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.
Seekor buaya air tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin
dari alam liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Akibat tembakan
senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sebagai "Mr. Freshy")
kehilangan mata kanannya.
Ukuran
Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.
Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan.
Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa
sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.
Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.
Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar
adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak
di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang
pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan.
Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran
buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome
Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu
lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya
kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.
Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berarti besar)
(menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn
yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh
hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.
Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara yang
bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini
dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika.
Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia
yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek
memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 70–80 tahun.
Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m.
Dugaan ini diperoleh para ahli berdasarkan ukuran sebuah tengkorak buaya
yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan
ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian
tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di
atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang
tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.
(KR)
Referensi :
Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113.