INDONESIA DALAM SEJARAH, KR - Pada bulan Agustus pemerintah Belanda
melakukan usaha lain untuk memecah halangan dengan menunjuk tiga orang
Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam perundingan
baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak
diadakan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral
seorang komisi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit
Linggarjati dekat Cirebon.
Setelah mengalami tekanan berat -terutama
Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15
November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut:
1, Belanda
mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan
yang meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan
wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
2. Republik Indonesia
dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat
dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu bagiannya adalah
Republik Indonesia.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Untuk
ini Kalimantan dan Timur Raya akan menjadi komponennya. Sebuah Majelis
Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih
secara demokratis dan bagian-bagian komponen lain. Indonesia Serikat
pada gilirannya menjadi bagian Uni Indonesia-Belanda bersama dengan
Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini akan memajukan kepentingan
bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah
ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat akan mengajukan diri sebagai
anggota PBB. Akhirnya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan
ini akan diselesaikan lewat arbitrase.
Kedua delegasi pulang ke
Jakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada
tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, berlangsung
pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang
tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan,
namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang
bertanggung jawab bila ada yang tidak beres.
Sementara Perundingan Linggarjati atau kadang juga disebut Perundingan Lingga'r'jati
adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati,
Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan
Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka
Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua
negara pada 25 Maret 1947.
Hal tersebut berdasarkan Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA
ke Indonesia karena Jepang menetapkan 'status quo' di Indonesia
menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti
contohnya peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi
penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di
Asia. Oleh sebab itu, Sir Archibald Clark Kerr, Diplomat Inggris,
mengundang Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe, tetapi
perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui
kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan Pulau Madura, tetapi Belanda hanya
mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.
Dalam misi pendahuluan di akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn
ke Indonesia untuk menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan
Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946 bertempat di Konsulat Jenderal
Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda dengan dipimpin
oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetujuan gencatan
senjata (14 Oktober) dan meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai tanggal 11 November 1946.
Disaat perjanjian berlangsung dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir,
Belanda diwakili oleh tim yang disebut Komisi Jendral dan dipimpin oleh
Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. Van Mook, dan Lord Killearn dari
Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.
Kemudian pencapaian kesepakatan dari perundingan tersebut menghasilkan 17 pasal yang antara lain berisi:
Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth/Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Disisi lain, Perjanjian Linggarjati menimbulkan pro dan kontra
di kalangan masyarakat Indonesia, contohnya beberapa partai seperti
Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakyat Jelata.
Partai-partai tersebut menyatakan bahwa perjanjian itu adalah bukti
lemahnya pemerintahan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara
Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Presiden No. 6/1946, dimana bertujuan menambah anggota Komite
Nasional Indonesia Pusat agar pemerintah mendapat suara untuk mendukung
perundingan linggarjati.
Sehingga Pelaksanaan hasil
perundingan ini tidak berjalan mulus. dimana pada kenyataannya di
tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan
bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada
tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.
(RED) KR
Referensi :
Fischer, Louis (1959). The Story of Indonesia (edisi ke-4th). New York: Harper & Brothers.
Frederick, William H. & Worden, Robert L., ed. (1993), "The National Revolution, 1945-50", Indonesia: A Country Study, Washington, D.C.: Library of Congress, diakses tanggal 1 December 2009.
Kahin, George McTurnan (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, New York: Cornell University Press.
Ricklefs, M. C. (2008) [1981]. A History of Modern Indonesia Since c. 1300 (edisi ke-4th). London: Palgrave Macmillan. ISBN 978-0-230-54685-1.
Taylor, Alastair M. (1960). Indonesian Independence and the United Nations. London: Stevens & Sons.
Wehl, David (1948). The Birth of Indonesia. London: George Allen & Unwin Ltd.
Machdi Suhadi, Sutarjo Adisusilo, A. Kardiyat Wiharyanto (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah untuk SMP dan MTs kelas IX. Erlangga. hlm. 30.
BLORA, KR - Peristiwa alam Kurdo ( Keluarnya lumpur dan gas beracun dari dalam tanah disertai dengan ledakan selama ± 10 menit, terjadi Pada hari Kamis tanggal 27 Agustus 2020 sekitar pukul 05.30 WIB pagi di Dukuh Sucen, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.
Dampak dari peristiwa yang tak terduga tersebut mengakibatkan 1 orang warga bernama Warno, laki-laki berusia sekitar 40 tahun, Pekerja Swasta yang tinggal dibilangan Dukuh Sucen, Desa Gabusan Kecamatan Jati, Kabupaten Blora yang kedapatan dalam kondisi lemas diduga karena menghirup asap belerang dan 10 ekor kerbau terkubur lumpur ditaksir sebesar Rp 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) sementara diduga masih ada 7 kerbau lainnya yang belum ditemukan.
Awal kejadian tersebut diungkapkan Warno (Korban) setelah sadar dari pingsannya mengatakan pada petugas bahwa," Sekitar jam 05.00 pagi, saya akan mengeluarkan kerbau untuk di gembala di Kesongo.. lalu sekitar jam 05.30 pagi..saya merasakan tanah bergetar dan melihat pecah-pecah..lalu mengeluarkan Lumpur dan saya melihat sebagian kerbau saya terkubur lumpur dan ternak saya yang lainya pada berhamburan," Ungkapnya.
Warno menambahkan," Saya berniat menyelamatkan diri dengan berlari dari lokasi.. tanpa saya hiraukan ternak saya lagi..tapi keburu lemas badan sayanya," Imbuh Warno.
Hal tersebut dibenarkan juga oleh tiga orang lainnya yaitu Suyatin (laki-laki, 46 tahun), Sukimin (laki-laki, 42 tahun) dan Wariyo (laki-laki, 36 tahun), dimana pada saat kejadian merekapun sedang berada di belakang kandang yang kurang lebih berjarak 50 meter jauhnya dari kandang warno, " Kita sama-sama lari..selametken diri..sambil menta tolong sama warga lainya...terus kedengeran dibelakang kedengeran suara meletus lagi," Ungkap mereka.
Warga setempat yang berhamburan datang kelokasi kejadian setelah mendengar teriakan dari tiga saksi dan mendapatkan Warno sudah dalam kondisi lemas akibat menghirup asap belerang dari letusan tersebut serta membantu mengeluarkan beberapa kerbau dari lumpur yang kemudian berhasil diselamatkan, terkait Warno wargapun langsung membawanya ke Puskesmas Doplang guna mendapatkan bantuan dan perawatan medis secara intensif.
Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB pagi, kondisi korban sudah mulai pulih sehingga dapat kembali ke rumah dan sekaligus juga memberikan keterangan dengan jelas pada Petugas dan Awak Media terkait peristiwa tersebut.
BENGKULU, KR – Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus bersama Wakil Ketua Dewan Pers Hendry CH Bangun menerima cindera mata berupa buku perayaan Tabot di Bengkulu, Karya Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Momen berkesan ini terjadi saat Rakor dan Launching Newsroom Siberindo di Bengkulu, yang berlangsung selama dua hari (26-27/8).
Rohidin Mersyah berharap media siber yang tergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu dapat menjalankan fungsinya secara proporsional dan profesional, serta penuh rasa tanggung jawab moral dalam menampilkan pemberitaan ke masyarakat.
“Saya juga memberikan apresiasi atas kegiatan yang diselenggarakan SMSI Bengkulu ini. Mengingat selaku pimpinan di daerah, menginginkan Bengkulu dapat maju dan berkembang,” Kata dia, Rabu (26/8).
Dirinya meminta , peran media siber dapat mengangkat citra Bengkulu. “Termasuk juga di tengah pandemi Covid 19, media siber dalam memberikan edukasi, berimbang, serta mengedepankan etika jurnalistik,” Harapnya.
Khususnya menghadapi momen Pilkada serentak. Gubernur mengajak, 67 media siber yang tergabung dalam SMSI Bengkulu, mampu bersikap independent, netral, dan tidak menciptakan ruang konflik berbau sara apalagi hoaks.
“Jangan pula menjadi alat bagi calon Kepala Daerah bersama Wakil Kepala Daerah, karena imbasnya masyarakat yang akan menjadi korban. Media sosial dengan media siber merupakan dua hal yang saling berkaitan. Makanya utamakan perannya dalam mendidik masyarakat, sehingga pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini berjalan aman, lancar dan sukses. Tolong diingat jangan ciptakan ruang hoaks,” Paparnya.
Di tempat yang sama, Ketua SMSI Bengkulu Wibowo Susilo mengatakan kegiatan yang digelar sebagai upaya meningkatkan semangat insan pers, khususnya media siber di Bengkulu.
Sementara dalam stadium general serta deklarasi media siber untuk sukses Pilkada, dengan tema “Eksplorasi Pers dan Politik Masa Depan,” diisi pemateri Dewan Penasehat SMSI Bengkulu yang juga mantan Kapolda Bengkulu, Irjen Pol (Purn) Supratman, Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi, Firdaus Ketua Umum SMSI Pusat, dan dilanjut peluncuran bengkulu Siberindo oleh Wakil ketua Dewan Pers, Hendry Ch Bangun.
INDONESIA DALAM SEJARAH, KR - Pada bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik
Indonesia, keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah
mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni diadakan konferensi
wakil-wakil daerah di Malino,
Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di
seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra,
Kalimantan dan Timur Raya.
Sementara Konferensi Malino adalah sebuah konferensi yang berlangsung pada tanggal 15 Juli - 25 Juli 1946 di Kota Malino, Sulawesi Selatan dengan tujuan membahas rencana pembentukan negara-negara bagian yang berbentuk federasi di Indonesia
serta rencana pembentukan negara yang meliputi daerah-daerah di
Indonesia bagian Timur. Konferensi ini dihadiri oleh 39 orang dari 15
daerah dari Kalimantan (Borneo) dan Timur Besar (De Groote Oost).
Sedangkan latar belakang diadakannya konferensi tersebut dalam kerangka SEAC setelah Perang Dunia II, Australia menyerahkan kembali wilayah Indonesia timur kepada Belanda pada 15 Juli 1946. Dengan demikian pemerintah Belanda (NICA) mendapatkan kembali wilayah Indonesia timur de jure and de facto. Segera setelah penyerahan ini, pemerintah NICA dipimpin oleh Wakil Gubernur Jendral Van Mook mengadakan Konferensi Malino pada tanggal 15 Juli - 25 Juli 1946 di Kota Malino, Sulawesi Selatan. Konferensi ini dihadiri oleh 39 orang dari 15 daerah dari Kalimantan (Borneo) dan Timur Besar (De Groote Oost)
dengan tujuan membahas rencana pembentukan negara-negara bagian yang
berbentuk federasi di Indonesia serta rencana pembentukan negara yang
meliputi daerah-daerah di Indonesia bagian Timur.
Dalam konferensi yang dipimpin Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Mook tersebut dibentuk Komisariat Umum Pemerintah (Algemeene Regeeringscommissaris) untuk Kalimantan dan Timur Besar yang dikepalai Dr. W. Hoven. Diangkat pula menjadi anggota luar biasa Dewan Kepala-kepala Departemen (Raad van Departementshooden) untuk urusan kenegaraan adalah Sukawati (Bali), Najamuddin (Sulawesi Selatan), Dengah (Minahasa), Tahya (Maluku Selatan), Dr. Liem Tjae Le (Bangka, Belitung, Riau), Ibrahim Sedar (Kalimantan Selatan) dan Oeray Saleh (Kalimantan Barat), yang disebut pula "Komisi Tujuh".
Peraturan pembentukan negara-negara bagian diputuskan dalam konferensi berikutnya di Denpasar, Bali. Sebelum itu akan dilangsungkan konferensi dengan wakil golongan minoritas di Pangkal Pinang, Pulau Bangka.
(RED) KR
Rujukan :
Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.588, ISBN 978-979-298-522-8
Dari Negara Indonesia Timur ke Republik Indonesia Serikat, Ide Anak Agung Gde Agung, Gajah Mada University Press, 1998
Referensi :
Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto. Sejarah nasional Indonesia: Jaman Jepang dan zaman Republik Indonesia
BATAM, KR - Seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di
Dinas Perhubungan (Dishub) Bali, kedapatan membawa sejumlah sabu, Minggu
(23/8/20). Oknum tersebut diketahui berinisial RDP, bersama seorang
perempuan berinisial ML diamankan oleh petugas Avsec Bandara
Internasional Hang Nadim Batam, dan Petugas Bea Cukai Batam.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (22/8/2020) siang. Sementara
Pelaku adalah seorang oknum ASN Dinas Perhubungan (Dishub) Bali
berinisial RDP bersama seorang wanita berinisial ML.
Sebelumnya, kedua pelaku tiba untuk transit di Hang Nadim Batam dari
Pekanbaru dengan tujuan Surabaya.
Direktur Badan Usaha Bandar Udara (Bubu) dan Telekomunikasi Informasi
Komunikasi (TIK) Hang Nadim Batam, Suwarso saat dihubungi Awak Media
melalui telepon membenarkan atas kejadian tersebut.
Suwarso memberikan penjelasan melalui telepon kepada Awak Media dengan mengatakan bahwa, "Mereka ditangkap karena petugas
Avsec dan Hanggar BC Bandara curiga dengan gerak-gerik
keduanya...setelah diperiksa keduanya, ternyata mereka membawa
narkoba...sabu tersebut disimpan di beberapa titik lokasi mulai dari
betis, sepatu, pinggang hingga di dekat kemaluan," Jelas Suwarso melalui
telepon, Minggu (24/8/2020) malam .
Selanjutnya Suwarso memaparkan bahwa, "Dari RDP pihaknya berhasil mengamankan 1.702 gram
sabu dan dari ML ada 1.388 gram sabu...,Awalnya yang ketahuan duluan ML
setelah melewati walkthrough, setelah diperiksa manual ada benda aneh di
pinggang ML...,dari sana dilanjutkan ke ruang pemeriksaan di ruang
khusus bersama rekannya RDP (melalui x-ray)... setelah ditemukan benda
yang diduga sabu, keduanya dibawa ke kantor Bea Cukai Hang Nadim,"
Tutupnya mengakhiri pembicaraan melalui telepon.
Dalam rekaman sebuah video nampak terlihat RDP menyelipkan sejumlah paket sabu
di dua betis kakinya dan juga celana yang dia gunakan. Belum diketahui
pasti berapa jumlah sabu yang dibawa oleh RDP, lantaran pihak Bandara
Internasional Hang Nadim Batam, dan Bea Cukai Batam belum memberikan
keterangan resmi terkait akan hal itu.
Sementara disisi lain, Kabid Berantas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP)
Kepri, Kombes Pol Arief Bastari membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi Awak Media, "Iya tadi ada
pelimpahan dari Avsec Bandara Internasional Hang Nadim Batam, dan Bea
Cukai Batam, terkait calon penumpang bawa sabu," Ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pengembangan terkait
limpahan yang mereka terima ini. Namun dirinya belum menjelaskan secara
detail tangkapan ini, namun dikatakannya oknum tersebut hendak terbang
ke Surabaya. "Oknum ini akan berangkat ke Surabaya rencananya. Diketahui
oknum ini adalah ASN di Dishub Bali," Tutupnya.
KEHIDUPAN ALAM LIAR, KR - Elang merupakan salah satu dari hewan yang terdapat di seluruh Indonesia. Dalam Bahasa inggris disebut Eagle atau Elang merujuk pada burung pemangsa berukuran besar dari suku Accipitridae terutama genus Aquila. Sementara itu burung-burung pemangsa yang lebih kecil dalam Daftar Burung Indonesia nomor 2 disebut Elang-alap (Hawk, genus Accipiter).
Tanda Keberadaan (Identifikasi)
Elang adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang
diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, elang berkembang biak dengan
cara bertelur yang mempunyai cangkang keras di dalam sarang yang
dibuatnya. Ia menjaga anaknya sampai mampu terbang.
Elang merupakan hewan pemangsa. Makanan utamanya hewan mamalia kecil seperti ular, tikus, tupai, kadal, ikan dan ayam, juga jenis-jenis serangga tergantung ukuran tubuhnya. Terdapat sebagian elang yang menangkap ikan sebagai makanan utama mereka.Biasanya elang tersebut tinggal di wilayah perairan.
Paruh elang tidak bergigi tetapi melengkung dan kuat untuk mengoyak
daging mangsanya. Burung ini juga mempunyai sepasang kaki yang kuat dan kuku
yang tajam dan melengkung untuk mencengkeram mangsa serta daya
penglihatan yang tajam untuk memburu mangsa dari jarak jauh tak terkira.
Elang mempunyai sistem pernapasan yang baik dan mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.
Berbagai Jenis Elang di Indonesia
Catatan: Elang-alap, Alap-alap, Sikep-madu dan Baza tidak termasuk.
1.Elang Hitam, (Ictinaetus malayensis) adalah sejenis burung pemangsa dari suku Accipitridae, dan satu-satunya anggota genus Ictinaetus.
Dinamai demikian karena warna bulunya yang seluruhnya berwarna hitam.
Meski ada pula beberapa jenis elang yang lain yang juga berwarna hitam, Burung yang berukuran besar, dengan panjang (dari paruh hingga ujung ekor) sekitar 70-80 cm
dengan berat sekitar 100-1600 gram. Sayap dan ekornya panjang, sehingga
burung ini tampak sangat besar bilamana terbang dengan rentang sayap
sekitar 148-182 cm.
2.Elang brontok adalah sejenis burung pemangsa anggota suku Accipitridae. Dinamai demikian kemungkinan karena warnanya yang berbercak-bercak (pada bentuk yang berwarna terang). Namanya dalam bahasa Inggris adalah Changeable Hawk-eagle karena warnanya yang sangat bervariasi dan berubah-ubah, sedangkan nama ilmiahnya yalah Spizaetus cirrhatus.
Elang brontok berbiak di wilayah yang luas, mulai dari kawasan Asia selatan di India dan Sri Lanka, tepi tenggara Himalaya, terus ke timur dan selatan melintasi Asia Tenggara hingga ke Indonesia dan Filipina, Burung elang yang berukuran sedang sampai besar, dengan panjang tubuh diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 60-72 cm dengan rentang sayang sekitar 127–138 cm dan berat tubuh sekitar 1.2 to 1.9 kg.
3.Elang jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia, Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang
tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat
kekuningan (kadang tampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul
hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan
punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis
(sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah
dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat,
yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis
(coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas
warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki.
4.Elang-laut steller, Haliaeetus pelagicus
adalah burung besar pada famili Accipitridae. Burung ini adalah burung terberat di dunia, dengan berat 6.8 sampai 9 kg, tetapi mungkin tertinggal di belakang elang harpy Amerika dan elang Filipina pada pengukuran lainnya.Burung ini berkembang biak di semenanjung Kamchatka, daerah pantai sekitar laut Okhotsk, lebih rendah mencapai sungai Amur dan Sakhalin utara dan kepulana Shantar, Rusia. Mayoritas burung ini saat musim dinging pergi ke selatan, di kepulauan Kuril dan Hokkaidō, Jepang.Elang laut Steller makan ikan, terutama salmon. Selain ikan, elang laut Steller juga makan burung, mamalia dan serangga. Elang laut Steller dapat juga makan singa laut muda.Elang-laut Steller adalah burung terbesar dalam genus Haliaeetus and is one of the largest raptors
overall. The typical size range is 85 hingga 105 cm (33 hingga 41 in)
long and the wingspan is 1,95 hingga 2,5 m (6,4 hingga 8,2 ft).
Females typically weigh from 6,8 hingga 9 kilogram (15 hingga 20 pon;
1,07 hingga 1,42 st), while males are rather lighter with a weight range
from 4,9 hingga 6 kilogram (11 hingga 13 pon; 0,77 hingga 0,94 st). An unverified record exists of a huge female, who apparently gorged on salmon, having weighed 12,7 kilogram (28 pon; 2,00 st).
5. Elang-ular bido(Spilornis cheela) adalah sejenis elang besar yang menyebar luas di Asia, mulai dari India di barat, Nepal, Srilanka, terus ke timur hingga Cina, ke selatan melintasi Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, kepulauan Sunda Besar, hingga ke Palawan di Filipina. Elang ini merupakan anggota suku Accipitridae. Elang ini berwarna hitam dengan garis putih di ujung belakang sayap,
terlihat di saat terbang seperti garis yang tebal. Sangat berisik, suara
panggilan seperti ""Kiiiik"" panjang dan diakhiri dengan penekanan
nada. Sayap menekuk ke atas (seperti elang jawa)
dan ke depan, membentuk huruf C yang terlihat membusur. Ciri khas
lainnya adalah kulit kuning tanpa bulu di sekitar mata hingga paruh. Ada
yang mengatakan bahwa kulit kaki dari elang ini mempunyai kekebalan
terhadap bisa ular, karena itulah elang ini di sebut elang ular karena
mempunyai kekebalan terhadap bisa ular.Pada waktu terbang, terlihat garis putih lebar pada ekor dan
garis putih pada pinggir belakang sayap. Berwarna gelap, sayap sangat
lebar membulat, ekor pendek.
Dewasa: Bagian atas coklat abu-abu gelap. Bagian bawah coklat. Perut,
sisi tubuh dan lambung berbintik-bintik putih, terdapat garis abu-abu
lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor. Jambul pendek dan lebar,
berwarna hitam dan putih.
Remaja: Mirip dewasa, tetapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih
pada bulu. Iris berwarna kuning, paruh coklat abu-abu, kaki kuning.
6. Elang buteo (Buteo buteo) adalah burung pemangsa berukuran besar, jangkauannya meliputi sebagian besar Eropa dan terbentang sampai Asia. Ia biasanya menetap sepanjang tahun, kecuali pada bagian terdingin persebarannya, dan ini biasa pada kasus salah satu subspesies.
Elang buteo berukuran antara 40 dan 58 cm (16 dan 23 in) in length with a 109–136 cm (43–54 in).
7. Elang Wallace atau dalam nama ilmiahnya, Nisaetus nanus adalah elang yang dapat kita temui di hutan hutan Kalimantan, dan Sumatra di Indonesia. Juga dapat kita temui di selatan Thailand dan Malaysia. Tetapi, jarang kita temukan di hutan dataran rendah Kalimantan.Berukuran agak sedang sedang dengan panjang tubuh dari ujung paruh
sampai ujung ekor sekitar 43 sampai 58 cm, berat tubuh sekitar 500
sampai 610 gram dengan rentang sayap sekitar 95 sampai 105 cm.
Berwarna coklat dan putih, berjambul, dan ada 3 garis hitam pada ekor.
Kepala dan bagian bawah kuning tua kemerah-jambuan, ada coretan
memanjang pada dada dan garis sempit hitam pada perut. Remaja: apabila
sudah remaja, elang wallace mirip remaja Elang Gunung, tetapi berukuran
lebih kecil.Irisnya berwarna kuning, paruhnya berwarna abu-abu,dan
kakinya berwarna kuning.
8. Elang Flores(Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia dari keluarga Accipitridae dan Genus Nisaetus.
Elang flores sebelumnya dianggap sebagai ras elang brontok tetapi
Gjershaug et al (2004) menunjukkan bahwa perbedaan morfologis yang
signifikan antara bentuk ini denga elang brontok. Jarak genetik antara
kedua taksa ini ditemukan hanya 1% (Gamauf et al. 2005) Elang flores ini
ditempatkan di genus Nisaetus mengikuti rekomendasi Helbig et al.
(2005) yang didukung oleh studi molekuler Lerner dan Mindell (2005),
berdasarkan pada urutan molekul dua gen mitokondria dan satu intron
nuklir.
Elang flores tergolong burung berukuran besar dengan panjang tubuh
sekitar 60 sampai 79 cm. Kepala putih, kadang dengan garis-garis coklat
pada mahkota. Tubuh bagian atas coklat-kehitaman. Dada dan perut putih
berpalang coklat kemerahan yang tipis. Ekor coklat dengan enam garis
gelap. Kaki putih. Tidak ada perbedaan signifikan antara jantan-betina
dan dewasa-muda. Mirip dengan elang brontok muda.
9. Elang-laut dada-putih dengan nama latin Haliaeetus leucogaster dijuluki "mesin terbang"
hidup yang paling mengesankan di bumi ini, dan julukan itu bukannya
tanpa alasan. Dengan bentangan sayap sepanjang tiga meter, burung laut
terbesar ini sanggup terbang hingga kecepatan 115 kilometer per jam.
Elang laut memang tampak kaku di darat, tetapi di angkasa dia
benar-benar anggun dan menakjubkan untuk dipandang. Elang laut dada
putih adalah burung yang di jadikan fauna identitas Kabupaten Jepara.Mempunyai panjang tubuh 70–85 cm, rentang sayap 178–218 cm dengan berat
tubuh jantan 1,8 – 2,9 kg dan betina 2,5 – 3,9 kg. Bagian atas berwarna
abu-abu kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala dan leher berwarna
putih. Iris coklat. Kuku, paruh dan sera berwarna abu-abu. Tungkai tanpa
bulu dan kaki berwarna abu-abu. Saat terbang, ekornya yang pendek
tampak berbentuk baji dan sayapnya terangangkat ke atas membentuk huruf
V. Saat masih muda atau juvenile, berwarna coklat seperti elang bondol
muda. Biasanya elang ini bertelur 1 - 2 butir
10.Elang bondol (Haliastur indus) adalah spesies burung pemangsa dari famili Accipitridae.
Elang bondol berkuran sedang (43-51 cm), memiliki sayap yang lebar
dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang. Bagian kepala, leher
dan dada berwarna putih, sisanya berwarna merah bata pucat, bagian ujung
bulu primer berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning. Pada individu
anak secara keseluruhan berwarna coklat gelap, pada beberapa bagian
bergaris-garis putih mengkilap.
11. Elang emas (Aquila chrysaetos) adalah salah satu burung elang yang berada di Belahan Utara. Seperti semua elang, elang ini masuk kedalam famili Accipitridae. Elang ini menyebar di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Burung ini memiliki panjang tubuh lebih dari 1 meter. Pada kebudayaan populer, burung ini menjadi lambang nasional Mesir, Meksiko dan banyak negara lainnya.Ukuran tubuh elang emas ini berkisar antara 66 sampai 102 cm dari ujung
paruh sampai ujung ekor dan rentang sayap berkisar antara 180 sampai 234
cm
dengan berat tubuh sekitar 2,8 sampai 4,5 kg untuk jantan dan pada
umumnya jenis burung pemangsa berat tubuh elang emas betina sekitar 3,7
sampai 6,6 kg. Elang emas memiliki corak bulu berwarna coklat gelap dan
bercorak emas pada bagian kepala hingga leher. Warna emas pada kepala
inilah yang menjadikan raptor ini disebut Elang emas. Pada masa remaja
atau Juvenille warna bulu cenderung sama dengan Elang emas dewasa,
tetapi warnanya lebih gelap. Pada bagian ekor elang remaja, terdapat
warna putih sekitar sepertiga dari pangkal ekor. Kadang-kadang pada
elang remaja, terdapat juga warna putih di luar dan dalam pada bulu
sayap sekunder yang membentuk corak seperti bulan sabit. Elang emas
memiliki paruh yang tebal dan besar yang berwarna hitam dengan warna
kuning pada bagian hidung. Pada bagian kaki diselimuti bulu dari paha
hingga pergelangan kaki. Elang emas mempunyai kaki yang besar dengan
dilengkapi cakar yang panjang, tebal, dan kuat. Jari kaki berwarna
kuning yang ukuran jarinya bisa seukuran jempol orang dewasa. Kaki yang
besar dan cakar yang tajam menjadi andalan raptor ini untuk memangsa hewan yang ukrannya lebih besar dari tubuhnya.
12. Elang tikus (Elanus caeruleus) adalah burung Pemangsa diurnal berukuran kecil dalam familia Accipitridae yang terkenal karena kebiasaannya melayang dalam padang rumput terbuka seperti kebiasaan kestrel yang berukuran kecil. Spesies Eurasia dan Afrika ini terkadang digabung dengan spesies Australia Elang Bahu-hitam (Elanus axillaris) dan Elang Ekor-putih (Elanus leucurus) dari Utara dan Selatan Amerika yang bersama-sama membentuk superspesies. Elang ini khas, dengan sayap panjang, putih, serta bulu abu-abu dan hitam juga mirip burung hantu dengan mata yang menghadap ke depan dan iris merah. Walaupun utamanya terlihat di dataran, mereka terkadang kelihatan di lereng bukit berumput di kawasan ketinggian yang lebih tinggi di Asia. Mereka bukanlah pengembara, tetapi ia membuat pergerakan jarak pendek sebagai respon terhadap cuaca.
Meskipun terlihat seperti Alap-alap, keterlibatannya begitu jauh ditandai dengan warna iris mata yang lebih terang dan sayap membulat.
Berukuran 30 cm. Berwarna putih, abu-abu dan hitam. Berbecak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Apabila mereka sudah dewasa, mereka berciru-ciri: terdapat mahkota di punggung, sayap pelindung dan bagian pangkal ekor abu-abu. Muka, leher dan bagian bawah putih, paruh berwarna hitam dan kaki berwarna kuning. Pada jenis burung yang masih muda, iris matanya berwarna kuning, tetapi saat sudah dewasa iris matanya berubah menjadi merah.
13. Elang paria(Milvus migrans) adalah spesies Burung pemangsa dari keluarga Accipitridae. Burung ini dianggap sebagai spesies yang paling melimpah dari keluarga acciptrid, meskipun beberapa jumlah telah mengalami penurunan dramatis.Burung Elang ini berukuran sekitar 65 cm, bulu berwarna coklat gelap
dengan ekor menggarpu yang khas. Pada waktu terbang, bercak pucat pada
pangkal bulu primer terlihat kontras dengan ujung sayap yang hitam.
Kepala kadang-kadang berwarna lebih pucat dibandingkan dengan punggung.
Remaja: kepala dan tubuh bagian bawah bergaris-garis kuning tua. Pada
bagian iris mata berwarna coklat, paruh abu-abu, sera dan kaki abu-abu
biru.
14. Elang bonelli (Aquila fasciata) adalah spesies burung pemangsa dalam famili Accipitridae. Burung ini tersebar di Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Tiongkok, Asia Tenggara, Nusa Tenggara, dan Timor Leste.
15. Rajawali totol (Aquila clanga) adalah jenis rajawali yang berhabitat di hutan dataran rendah dengan lingkup penyebaran dari Eropa sampai Asia. Wilayah berkembang biak dari Finlandia sampai Tiongkok. Pada musim dingin rajawali ini bermigrasi ke Jepang, Korea Selatan, Cina daratan, Hongkong, Taiwan, Pakistan, India, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Semenanjung Malaysia, Singapura dan Indonesia khususnya Sumatra.
Tubuh rajawali totol berukuran sekitar 62-74 cm. Rajawali ini berbulu gelap pucat dengan bulu-bulu terbang pucat yang ramping. Sayap bagian bawah
umumnya lebih gelap daripada bulu-bulu terbang. Anak rajawali ini
memiliki garis melintang dengan bintik-bintik putih pada sayap bagian
atas.
Serta Elang lainnya seperti : Elang Gunung,Elang-ular Jari Pendek, Garuda, Elang Sulawesi, Elang-ikan Kepala Abu, Elang-ikan Kecil, Elang Perut Karat dan Rajawali Kuskus.
(RED) KR
Referensi :
Web of the Conservation Biology Team-Bonelli's Eagle, of the University of Barcelona
Decorah Eagles: 24/7 Live Webcam from The Raptor Resource Project
EagleCAM: White-bellied Sea Eagles Live Webcam at Discovery Centre in Sydney, Australia
KABUPATEN BEKASI, KR - Terkait terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap wartawan Media Online Kabar Daerah, Demas Laira (28), di Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang diduga sebagai korban pembunuhan.Adapun peristiwa tragis ini diduga terjadi pada Rabu (19/08/2020) malam, dimana korban ditemukan di dusun Salubijau Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, dalam kondisi terlentang dijalan aspal.
Berdasarkan keterangan dari Kasat Reskrim Polres Mamuju Tengah, Kamis (20/08/2020), Iptu Agung Setyo Negoro yang dijelaskan dalam video konference yang diunggahnya, membenarkan atas peristiwa tersebut dari hasil olah di TKP mengatakan," Bahwa benar telah diketemukan sesosok mayat seorang laki-laki bernama Demas Laira..di jalan Poros Mamuju Palu..tepatnya..di Dusun Salubijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa," Terangnya.
Selanjutnya Kasat Reskrim memaparkan," Dimana pada mulanya pengendara trek menemukan adanya mayat yang terkapar...kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Karossa untuk ditangani...pada saat Polsek Karossa menindak lanjuti laporan tersebut...dugaan awal, korban merupakan kecelakaan lalu-lintas...tetapi setelah diperiksa,..ditemukan beberapa luka tusuk disekujur tubuh korban..oleh karena itu Satreskrim Mamuju Tengah mendatangi TKP untuk melaksanakan olah TKP dan identifikasi lebih lanjut," Paparnya dalam video konference.
Mengenai detil luka-luka korban Kasat mengungkapkan bahwa,"Ada tusukan dari ketiak sebelah kiri hingga ke bagian dada. Jumlahnya kira-kira 7 sampai 8 tusukan,” Ungkap Kasat Reskrim Polres Maluku Tengah, Iptu Agung Setyo Negoro, Kepada Awak Media di Kabupaten Mamuju Tengah.
Terkait akan peristiwa tersebut, Ketua DPC AWI (Aliansi Wartawan Indonesia) Kabupaten Bekasi, Irwan A, (21/8/2020) saat dimintakan tanggapanya oleh Awak Mediapun angkat bicara, meminta dan mendesak pihak Kepolisian agar segera mengusut tuntas kejadian pembunuhan yang menimpa wartawan Media Online Kabar Daerah di Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat.
" Apapun bentuknya itu, baik berupa Intimidasi, Teror, Penghinaan, Ancaman, Destruktif dan bahkan sudah sampai pada tahap klimaks yaitu pembunuhan bukan saja harus akan tetapi memang sudah menjadi tugas dan kewajiban dari pihak kepolisian dalam melindungi masyarakat dan Insan Pers yang nota bene telah tertuang di dalam UU Nomor 40 Tahun 1999, terutama ini sudah menyangkut tindak pidana menghilangkan nyawa manusia," Ujar Irwan.
Lanjutnya," Untuk itu saya selaku Ketua DPC AWI meminta dengan sangat pada pihak Kepolisian agar segera menindak lanjuti dan menuntaskan kasus pembunuhan terhadap Demas Laira, wartawan Media Online Kabar Daerah, dengan menangkap pelaku pembunuhan beserta aktor intelektual dibalik itu, (bila memang ada) dan saya percaya pihak Kepolisian Republik Indonesia dapat melakukan itu...sebab selain dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang tersedia juga dibakali dengan skill yang memang dipersiapkan untuk hal itu oleh NKRI,"Tegas Ketua DPC AWI Kabupaten Bekasi.
Irwan juga menegaskan bahwa," Kami DPC AWI Kab.Bekasi.. mengutuk keras para pelaku pembunuhan dan mengecam tindakan buruk yang dilakukannya terhadap para Insan Pers dan meminta para Penegak Hukum agar memberikan hukuman yang seberat-beratnya bagi para pelaku kejahatan terhadap para wartawan... serta meminta atensi juga kepada Presiden Republik Indonesia, H.Ir. Joko Widodo, agar dapat memberikan dorongan prioritas utama dan perhatian penuh dalam perlindungan hukum pada Insan Pers di Republik Indonesia ini," Pungkasnya.