KABUPATEN BEKASI , KR – Berdasarkan Hasil Pemantauan dan Penelusuran Awak Media diLapangan mayoritas pekerjaan
proyek infrastruktur diKabupaten Bekasi selalu tidak menggunakan Papan Nama
didalam pengerjaan berbagai proyek pembangunan baik itu berupa pembangunan
Gedung, Jalan maupun Saluran Air (Drainase) terutama keseluruhannya dalam
bentuk pemeliharaan dimana seratus persen dalam pengerjaan pemeliharaan sudah
dapat dipastikan tidak menggunakan Papan Nama yang seyogyanya dilakukan sesuai
SOP serta kebutuhan masyarakat akan informasi yang mengacu pada Undang-Undang
KIP (Keterbukaan Informasi Publik) Nomor 14 Tahun 2008, Tersurat Notabene sebagai Produk Hukum Indonesia,
(4/1).
Tak terlepas
daripada itu ,Pekerjaan Pembangunan Drainase disepanjang jalan menuju Desa
Satria Jaya yang berawal diresponse Warga besrta Desa baik, kini menuai Protes keras
dari Warga masyarakat beserta Desa Satria Jaya.
Pasalnya
didalam pengerjaan proyek pembangunan Drainase tersebut selain tidak dilengkapi
Papan Nama dan Safeti Tool ditambah
lagi dibuat asal jadi sehingga membuat berang Warga beserta Desa Satria Jaya,
Hal tersebut diungkapkan Sekdes Satria Jaya beserta Perangkat Desa saat
dijumpai awak media tengah Inspeksi kelokasi kegiatan atas Instruksi Kepala
Desa Satria Jaya Asta Razan untuk memeriksa dan bahkan menghentikan kegiatan
tersebut yang dinilai warga masyarakat setempat beserta perangkat Desa
pekerjaan tersebut Asal-asalan, (2/1).
Sekdes
Satria Jaya Jamaluddin mengatakan, Pekerjaan Drainase yang ada diDesa Satria
Jaya ini..seperti ini..kemarin sempet kita stop..dengan alasan karena tidak ada
papan pemberitahuan..masyarakan bergeming menanyakan ini anggaran darimana..mungkin
dengan harapan adalah pemberitahuan..namun ya..seperti itu hasilnya..jadi ini
anggaran darimana dan bahkan masyarakat nyeletuk jangan –jangan ini anggaran
dari China..karena memang tidak ada pemberitahuan yang sampai terjadi seperti
itu ..bumingnyakan..masyarakat tau sendirikan kalau sudah angkat bicara, Jelas
Sekdes.
Lanjut
Sekdes, PUPR sudah datang kesaya dengan awal yang baik..dengan harapan kitapun
dengan pengerjaan yang baik dan hasil yang baik..kalau memang seperti ini kalua
tidak ada pembenahan kalau bisa dioff dulu tuh..pembayarannya tuh..sebab kalau belum
rapi..harus dirapikan dulu..karena ada anggarannya semua..ini uang dari rakyat
untuk rakyat, Kalau untuk saat ini kita tidak tahu Speknya..untuk awalan
baik..dengan harapan awal baik, pertengahan baik..tapi ini pertengahan tidak
baik nih..yah berdasarkan hasil yang ada seperti inilah hasilnya, Ungkap
Sekdes.
Heri Kaur
Pembangunanpun menjelaskan, Untuk pekerjaan saluran ini kita sulit untuk
melakukan pengawasan karena sama sekali speknya ini tidak diberikan..tidak
tahu..jadi monitoringnya dari kita bener- bener pekerjaan ini seperti apa sama
sekali tidak tahu..,waktu awal penunjukan lokasi aja ada komunikasi dengan
konsultan Pak Asep..kita sudah menanyakan Spek kedia cuman tidak dikasih dengan
dia..alasan kita dibuang kepengawas..dan saya untuk saat ini dan sampai saat
ini belum pernah bertemu dengan pengawasnya..dan saya mau menanyakan Speknyapun
Sulit, Jelas Heri.
SekDes
Jamaluddinpun menambahkan, Dengan harapan karena masyarakat bergeming lalu kita
stop pengerjaan ini..ini lihat pada gak beres nih ( seraya menunjuk kelokasi
pengerjaan)..nah inikan karena memang uang rakyat untuk rakyat..ini kalau bisa..
kalau belum selesai jangan dibayar dulu..dan jangan membodoh-bodohi rakyat,
Hapannya kita pada Pemerintah Daerah ada kerja-sama yang baik..tolong ada
tindakan tegas terhadap pemborong ini..ya.tolong ditindak..seandainya masih
seperti ini dioff dulu tuh pembayarannya kalau belum sampai finishing..sebab kalau
seperti inikan masyarakat menilai pasti pemerintah Desa yang jadi bulan-bulanan
masyarakat..dianggapnyakan pemerintahan Desa engga becus kerjanya..lihat dengan
pekerjaan seperti ini dan sepanjang pekerjaan ini serta didalam
pengerjaannyapun tidak menggunakan Safeti
Tool, Imbuhnya dengan kesal.
Dinas Tolak Keras Berikan Keterangan
Terkait
tentang berbagai proyek yang dinilai masyarakat dan Desapun selain
tidak ada laporan ditambah dengan hasil pekerjaan yang mengecewakan dan
diprotes masyarakat beserta Desa hal tersebut pernah ditanyakan Team
Awak Media keDinas Pembangunan bagian pemeliharaan pada (22/7/2019) dan
menjumpai pegawai ASN disana berinisial LP untuk mendapatkan keterangan
jelas tentang pekerjaan yang menyangkut Pemeliharaan ,namun LP menolak keras dan menghindar untuk
memberikan keterangan dan penjelasan kepada Team Awak Media Kendati
telah memeriksa dengan seksama keberadaan para Team Awak Media dan
didalam pembicaraan dengan Team Awak Media LP menginginkan
Off The Record.
Team
Awak Media meminta LP untuk Buat Scedule untuk Kabid
Maupun Kadis agar dapat memberikan Penjelasan dan keterangan kepada
Team Awak Media terkait pekerjaan pembangunan yang menggunakan uang
rakyat ,kemudian LP berjanji untuk memberikan waktu luang Kabid dan
Kadis untuk berikan penjelasan Kepada Awak Media dan akan diberitahukan
melalui Whatsapp yang diberikan nomornya kepada Awak Media, Namun kerap
kali diHubungi dan diSMS melalui Whatsapp tidak pernah diJawab sampai
berita ini diTayangkan.
Ketua
DPC AWI (Aliansi Wartawan Indonesia) Irwan A, Angkat bicara terkait
permasalahan ini saat diJumpai Awak Media diKantornya, Perum Sinar
Kompas Utama, Blok A 21, JL Aries No.13, Desa Mekar Sari, Kec.Tambun
Selatan.
"
Seharusnya ASN mengerti,mengetahui dan memahami tentang UU Nomor 14
Tahun 2008 Tentang KIP ( Keterbukaan Informasi Publik ), Tidak usah
Wartawan atau LSM..Masyarakatpun berhak tahu tentang Proyek Pemerintah
yang sudah jelas berasal dari uang rakyat membayar pajak dan ASN juga
mendapatkan gaji dari uang rakyat untuk itu ASN wajib memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan baik apalagi menyangkut informasi
yang dibutuhkan masyarakat, Terlebih lagi ini yang meminta adalah wartawan
dimana sudah barang tentu untuk kebutuhan pemberitaan agar berimbang
dalam penulisannya , manakala penulisan tak berimbang..kan merekapun
(ASN-Red) selalu Complaint sedangkan tugas wartawan dalam hal ini
memberikan Informasi kepada masyarakat dengan melakukan tugas
jurnalistik dan hal tersebutpun dilindungi oleh UU Nomor 40 Tahun 1999
Tentang Pers," Jelas Irwan.
Memang PUPR Kabupaten
Bekasi ini luar biasa, sepertinya belum ada efek jera walaupun Kadinya
mereka Jamaluddin sudah dibekuk KPK beserta Kroni-kroninya dan
diJebloskan kepenjara beserta Bupatinya sekaligus..Tapi perilaku mereka
tidak ada perubahan tetap saja sama seperti waktu Jamaluddin bercokol
serta sebelum-sebelumnya dan bukan rahasia umum lagi tentang dugaan
persekongkolan para oknum diPUPR dengan para pemborong semakin mengakar
dan berakar serta beranak-pinak lalu turun menurun membuahkan para
Koruptor-koruptor dilingkungannya dan secara Masif melakukan perampokan
uang rakyat dalam Cover Infrastruktur (Tikus Berdasi), Pungkasnya.
(JL) KR

Tidak ada komentar:
Posting Komentar