JAKARTA ,KR - Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) menggelar acara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang berlokasi di Twin Hotel, Jakarta, dalam rangka melakukan pemilihan Ketua Umum PB PTMSI periode 2019-2023 ,(11/5).
Acara yang diharapkan berjalan lancar dan aman malah justru sebaliknya menimbulkan ketegangan yang kemudian menjadi ricuh dan kacau-balau terkait keputusan sidang didalam memilih Ketua Umum PB PTMSI periode 2019-2023 dianggap cacat hukum dengan alasan tidak memenuhi kourum yang kemudian dilanjutkan dengan aksi walkout dari 14 Pengprov PTMSI yang hadir pada saat itu, Aksi walkout tersebut dilakukan para pendukung calonKetua Umum PB PTMSI, Kurmin Halim yang merasa dicurangi calon Tandingan yakni Peter Layardi.
Kurmin menilai hasil Munaslub telah direkayasa dan tidak sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang telah disepakati,Pieter Layardi sebagai kandidat telah merekayasa Munaslub PB PTMSI dengan mengarahkan peserta untuk kepentingannya. Makanya, 14 Pengprov PTMSI yang tidak sepakat melakukan aksi . Jadi saya minta KONI Pusat dan Kemenpora bertindak fair dengan tidak mensahkan hasil Munaslub," kata Kurmin Halim.
Sejak awal, Kurmin Halim yang juga Ketua Pengprov PTMSI Sumsel sudah melihat adanya ketidakberesan dalam pelaksanaan Munaslub. Yakni, pimpinan sidang Kol Sus (Purn) Irfan tidak membuka secara transparan tentang keabsahan peserta yang hadir,Pimpinan sidang hanya menyebutkan Munaslub dihadiri 30 Pengprov PTMSI tetapi menolak saat diminta menyebutkan secara rinci. Ini jelas merusak citra dunia olahraga Indonesia yang menjunjung tinggi sportifitas," katanya.
Menurut Kurmin, dirinya bersedia mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PB PTMSI atas permintaan Pengprov dan keinginan untuk menyatukan dualisme organasi tenis meja Indonesia, lalu Kurminpun mengungkapkan bahwa,"Saya itu maju mencalonkan sebagai Ketua Umum PB PTMSI karena diminta dan berkeinginan memperbaiki tenis meja Indonesia. Perlu diketahui bahwa target saya setelah terpilih adalah mempersatukan dualisme organisasi tenis meja Indonesia. Dualisme inilah yang harus diselesaikan sehingga kita bisa bersama-sama membangun prestasi olahraga tenis meka ke depan," Ungkapnya.
DariKe-14 Pengprov PTMSI yang melakukan aksi walk out adalah : Jambi, Sumsel, Aceh, Sumbar, Babel, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulbar, Sulsel, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, dan Sulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar